SuaraGarut.id - Bau busuk tercium dalam proses pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Awal mula bau busuk itu tercium saat seorang guru honorer yang sudah mengambdikan hidupnya selama 33 tahun dinyatakan lolos dalam seleksi PPPK.
Namun, dalam hitungan waktu honorer bernama Tiktik Sartika (53), malah mendapat kepalsuan.
Awalnya Tiktik Sartika tidak menyangka mendapat kabar bahagia lantaran dinyatakan menjasi satu di antara guru yang akan diangkat sebagai PPPK.
Baca Juga:Target Indonesia Masuk 5 Besar Olimpiade, Dispora Garut Berharap Atletnya Bisa Berkontribusi
Akan tetapi kebahagiaan Tiktik Sartika malah berujung duka gara-gara muncul beberapa lembar surat edaran.
Selama 33 tahun mengambdi tanpa penghargaan, Tiktik Sartika merasakan duka hanya dalam sekjap mata saja.
Tiktik Sartika bercerita, awalnya menerima lembaran surat edaran telah dinyatakan lolos PPPK Prioritas 1 (P1).
Terdapat tulisan penugasan atas nama Tiktik Sartika untuk mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 23 yang berada di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Bahagianya Tiktik Sartika ketika dirinya menemukan catatan namanya dinyatakan lolos bersama ribuan honorer lainnya yang masuk P1.
Baca Juga:Erupsi Gunung Merapi, BPPTKG Ingatkan Bahaya Lahar Dingin Saat Terjadi Hujan
Tiktik Sartika membagikan kabar bahagia itu pada keluarganya yang turut merasakan kebahagian sang guru.
Semua berpikir jika perjuangan dan pengorbanan Tiktik Sartika akan terbalas dengan adanya pengakuan dari pemerintah.
Namun, beberapa hari setelah menerima kabar bahagia, Tiktik Sartika malah mendapat informasi duka.
"Saya termasuk satu dari tiga ribu sekian yang P1. Tapi, digagalkan (awalnya dinyatakan lolos PPPK), dibatalkan," ujar Tiktik, Jumat (10/3/2023).
Tiktik Sartika mengethaui statusnya dibatalkan sebagai PPPK diketahui dari surat edaran baru.
Melihat surat itu, Tiktik Sartika sempat tidak mempercayainya. Tapi itu adalah kenyataan pahit yang harus dihadapinya.
Bukan hanya duka, Tiktik Sartika juga merasakan malu dan sakit hati. Apalagi Tiktik Sartika sama sekali tidak tahu mengapa status yang diimpikannya dibatalkan mendadak tanpa ada alasan.
Bahkan Tiktik Sartika sangat berharap, jika dirinya bersama guru lain yang bernasib sama segera diberi penjelasan mengapa statusnya dicabut mendadak atau dibatalkan. (*)