SuaraGarut.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menyelenggarakan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Garut Tahun 2023.
Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Teti Sarifeni, menyampaikan bahwa kondisi inflasi di Kabupaten Garut pada bulan Maret ini tidak mengalami kenaikan.
Namun dirinya tak menampik di bulan sebelumnya sempat mengalami kenaikan, namun kini sudah normal kembali.
Teti menerangkan, pada high level meeting kali ini disepakati tujuh kesepakatan, untuk menekan laju inflasi.
Baca Juga:Hadir di BSD City, Kini Masyarakat Bisa Mencoba dan Memilih Tempat Tidur Sesuai Kebutuhan
Salah satunya, kata dia, yaitu melakukan monitoring harga ketersediaan pangan secara rutin selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
"Dimulai pada hari Rabu besok, yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana monitoring harga sudah dilakukan," ungkapnya, ditemui di Ballroom Hotel Harmoni, Selasa (21/3/2023).
Kemudian yang kedua, kata dia, mengoptimalkan dan memantau pelaksanaan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dan minyak kita di pasar sesuai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi).
Kesepakatan selanjutnya, sebut Teti, adalah beras SPHP dan minyak goreng kita tidak hanya didistribusikan ke pasar tradisional tapi juga ke retail modern.
Selain itu, pihaknya juga akan mendorong realisasi Kerja sama Antar Daerah (KAD) yang sudah ada untuk memastikan ketersediaan pasokan.
Baca Juga:Madura United Berikan Libur kepada Pemain pada awal Ramadhan
"Lima mengoptimalkan pengisian data 20 komoditas penyumbang inflasi di Si Linda Jabar (Sistem Informasi Pengendalian Inflasi Daerah di Jawa Barat)," ucapnya.
Kemudian, imbuh Teti, pihaknya akan mengkomunikasikan ketersediaan pasokan pangan agar masih dalam kondisi yang aman untuk menjaga ekspektasi masyarakat.
Terakhir Teti menyampaikan, kesepakatan untuk menyikapi kenaikan HET LPG 3 Kg.
"Maka perlu dilakukan monitoring atau pengawasan terhadap pendistribusian LPG 3kg sesuai kebijakan sejak 1 maret 2023. Minimal 80% penjualan ke pengguna akhir dan 20% ke pengecer," lanjutnya.
Teti menerangkan, saat ini pasokan pangan di Kabupaten Garut terutama menjelang Ramadan sampai dengan Idulfitri adalah surplus.
Jadi dapat dipastikan, kata dia, kondisi pasokan pangan sampai hari lebaran nanti di Kabupaten Garut terbilang aman.(*)