FGHNLPSI Melihat Ada Jebakan Batman di Balik Sistem Baru Seleksi ASN PPPK Yang Akan Diterapkan Menteri Nadim, Mengapa Ya?

Kebijakan sistem baru perekrutan tahun 2024 yang akan diterapkan Menteri Nadim Makarim mendapat sorotan FGHNLPSI soal penuntasan guru P1.

Seno
Kamis, 25 Mei 2023 | 19:47 WIB
FGHNLPSI Melihat Ada Jebakan Batman di Balik Sistem Baru Seleksi ASN PPPK Yang Akan Diterapkan Menteri Nadim, Mengapa Ya?
Ilustrasi.FGHNLPSI Melihat Ada Jebakan Batman di Balik Sistem Baru Yang Akan Diterapkan Menteri Nadim. (Foto: Tangkapan layar/ Nett)

SUARA GARUT - Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih mengaku khawatir dengan sistem perekrutan baru yang ditawarkan Menteri Nadim.

Kekhawatiran itu ditujukan pada nasib sisa guru prioritas satu (P1), yang sampai saat ini masih belum ada kejelasan lanjutanya.

Menurut Heti cukup beralasan, pasalnya minimnya pengajuan formasi guru tahun 2023, yang carut marut akibat beberapa daerah yang minim pengajuan, bahkan sama sekali tidak mengusulkan formasi.

Oleh sebab itu, Heti khawatir guru lulus passing grade tidak dapat terekrut seluruhnya, padahal mereka sudah lulus.

Baca Juga:Keluarga Tidak Percaya Siswa SMP Athirah Makassar Bunuh Diri, Polisi Periksa Empat Saksi

Adanya sinyal sistem baru dalam perekrutan ASN PPPK yang akan diterapkan Menteri Nadim, Heti khawatir guru P1 tidak terakomodir tahun ini secara menyeluruh.

Tercatat usulan Pemda yang masuk e-formasi hingga 7 Mei sebanyak 278,102 atau 46 persen dari total kebutuhan guru 2023, sebanyak 601,174.

"Mas Menteri dan Bu Nunuk menyebutkan tidak semua guru P1 dapat terakomodasi sedangkan yang tersisa sebanyak 62,546 orang," kata Heti Kustrianingsih dilansir garut.suara.com dari JPNN, Kamis, (25/05/2023).

Yang membuat dia sedih, guru P1 PKWu paling terdampak, karena banyak yang tidak terakomodir dalam perekrutan 2023.

Menurutnya, jika P1 PKWU banyak tersisa, tentu akan mengikuti seleksi ASN dengan sistem baru.

Baca Juga:Jokowi Dicap Main Dua Kaki di Pilpres, Ketum Projo: Dia Kaki Seribu untuk Rakyat

Diakuinya meski belum memahami benar sistem baru tersebut seperti apa, akan tetapi Heti melihat ada jebakan Batman di dalamnya.

Yang paling dia khawatirkan menurut Heti yaitu dengan sistem Marketplace.

"Kok guru disamakan dengan barang dagangan ya," ungkap Heti dilansir dari JPNN.

Selanjutnya kekhawatiran kedua, ketika perekrutan diserahkan kepada sekolah, bisa saja dengan otoritas legal dari sistem ini membuat lebih cemas.

"Bisa saja posisi Kepala Sekolah makin kuat," katanya.

Kelhawatiran itu, terletak pada posisi guru PKWU denan Kepala sekolah, jika hubunganya tidak harmonis, maka tamatlah riwayat nasib guru P1.

Yang paling urgen menurut Heti, jika P1 samoai tersisa ke perekrutan 2024, apakah posisi P1 akan tetap ada atau malah dihilangkan. (*)

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Berita

Terkini

Tampilkan lebih banyak