Pahlawan Kesetaraan Perempuan Sunda Asli Garut, Raden Ayu Lasminingrat, Pejuang Pendidikan dan Penulis

Raden Ayu Lasminingrat, pejuang kesetaraan pendidikan bagi perempuan asal Garut, khususnya bagi kaum perempuan pribumi di masa penjajahan Belanda.

Ahmad Muhram
Rabu, 31 Mei 2023 | 12:32 WIB
Pahlawan Kesetaraan Perempuan Sunda Asli Garut, Raden Ayu Lasminingrat, Pejuang Pendidikan dan Penulis
Raden Ayu Lasminingrat.

SUARA GARUT - Raden Ayu Lasminingrat, seorang putri sulung pasangan Raden Haji Muhamad Musa dan Raden Ayu Ria, telah menjadi sosok pahlawan perempuan yang menginspirasi banyak orang di Garut. 

Dikutip dari berbagai sumber oleh garut.suara.com, berikut ini kisah dari Raden Ayu Lasminingrat, pahlawan kesetaraan pendidikan perempuan asli Garut. 

Meskipun pada masa kolonialisme, pendidikan bagi kaum perempuan belum dianggap sebagai hak asasi, Lasminingrat mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan kesetaraan pendidikan dan peran perempuan di Nusantara.

Pada masa itu, pendidikan Eropa hanya tersedia bagi orang Eropa (Belanda), sementara kaum pribumi, terutama perempuan, belum mendapatkan kesempatan yang sama.

Baca Juga:Inara Rusli Dikritik Gegara Pakai Kaos Kaki Hanya Setengah: Auratnya Ditutup, Bukan Sunnah Kayak Cadar

Menyadari pentingnya pendidikan, Raden Haji Muhamad Musa mendirikan sebuah sekolah Eropa yang juga menerima siswa-siswi pribumi.

Di sekolah inilah Raden Ayu Lasminingrat belajar bersama anak-anak pribumi lainnya, termasuk anak perempuan. 

Kontrolir Levisan atau Levyson Norman, seorang sekretaris Jendral Pemerintah Hindia Belanda, menjadi salah satu orang yang turut membantu dalam pendidikan Lasminingrat, mengajarinya menulis dan berbahasa Belanda.

Berkat pendidikan yang diterimanya, Raden Ayu Lasminingrat menjadi fasih berbahasa Belanda. Bahkan, Karel Frederik Holle, seorang administrator di Perkebunan Teh Waspada, Cikajang, memberikan pujian atas kemampuannya. 

Dalam sebuah surat kepada P. J. Veth, Holle menyebutkan bahwa anak perempuan penghulu yang menikah dengan Bupati Garut, menyadur dengan tepat cerita-cerita dongeng karangan Grimm, cerita-cerita dari negeri dongeng (Oleg Goeverneur), dan cerita-cerita lainnya ke dalam bahasa Sunda.

Baca Juga:3 Zodiak yang Sering Mencemaskan Banyak Hal, Ada Punyamu?

Pada tahun 1879, Lasminingrat mulai mendidik anak-anak dengan menggunakan buku bacaan berbahasa Sunda. 

Selain itu, ia juga mengajarkan pendidikan moral, agama, ilmu alam, psikologi, dan sosiologi. 

Dalam cerita-cerita yang ia susun, Lasminingrat mengadaptasi cerita-cerita asing sesuai dengan budaya Sunda dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 1907, Raden Ayu Lasminingrat mendirikan Sakola Kautamaan Istri di Pendopo Garut, yang awalnya hanya terbuka bagi priyayi atau bangsawan lokal. 

Di sekolah ini, ia memberikan materi pelajaran baca dan tulis serta memberdayakan perempuan. 

Selain berperan sebagai pendidik, Lasminingrat juga aktif menulis. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Warnasari (jilid 1 & 2).

Pahlawan perempuan asli Garut ini menjadi contoh inspiratif bagi kaum perempuan di seluruh Nusantara.

Dengan dedikasi dan semangatnya, Raden Ayu Lasminingrat telah mewujudkan kesetaraan pendidikan dan peran perempuan, memberikan harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi semua warga Garut dan Indonesia.(*)

Editor: Firman

REKOMENDASI

BERITA TERKAIT

Berita

Terkini

Tampilkan lebih banyak